Monday, August 25, 2014

Happy Graduation Dian Putri Arifin S.Hum

Hari Sabtu kemarin, tepatnya tanggal 23 Agustus 2014, salah satu sahabat saya, Dian Putri Arifin, resmi bergelar S.Hum, congratulation for you Yan!!. Setelah selama 4 tahun berkecimpung dalam materi Sastra Inggris, finally, u got your bachelor ! proud of you sist!! :)
Well, biasanya bunga jadi hadiah buat teman-teman yang wisuda, tapi kayaknya saya dan teman-teman gak berniat sedikitpun buat ngasih bunga ke Dian, bukan karena kita gak romantis :D , tapi rasanya bunga itu terlalu biasa buat sahabat saya yang satu ini, ceilaaah :D .
Setuju kan Vaaa?? colek-colek Destiva Rizky :D
And..
this is our gift to
Dian....
TARAAAAA....


Yup, sebingkai foto yang tentu saja kita kasih frame ..
simple, but I love this photo!! secara saya masih amatir dalam urusan edit-mengedit foto, hasil foto yang begini menurut saya udah termasuk dalam kategori keren, hehehe ..
meskipun gak saya pungkiri banyak tangan-tangan yang membantu saya dalam mengedit foto ini, 
thanks to my sist Suci Elfayani yang udah mengedit foto dibawah ini , dan satu lagi my sist Humaira Putri yang udah sabar ngadepin kebawelan saya selama mengedit foto ini :D.

Last but not the least, Happy Graduation Dian Putri Arifin S.Hum....
WAIT ME!!! :D

Friday, August 22, 2014

Kisah Sopir yang Dermawan

Saya nemu postingan ini di facebook salah satu Ustadz saya waktu masih sekolah dulu, kisah sederhana yang penuh hikmah. Diantara teman-teman mungkin ada yang pernah melihat sendiri atau  mengalami kejadian yang sama, semoga kita semua istiqamah untuk selalu berusaha menjadi orang baik :).

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ..
Suatu hari saya naik angkutan kota dari Darmaga menuju Terminal Baranangsiang, Bogor. Pengemudi angkot itu seorang anak muda. Didalam angkot duduk 7 penumpang, termasuk saya. Masih ada 5 kursi yg belum terisi.

Di tengah jalan, angkot2 saling mnyalip untuk berebut penumpang. Tapi ada pmandangan aneh. Di depan angkot yg kami tumpangi, ada seorang ibu dgn 3 orang anak remaja berdiri di tepi jalan. Tiap ada angkot yg berhenti dihadapannya, dari jauh kami bisa melihat si ibu bicara kepada supir angkot, lalu angkot itu melaju kembali.
Kejadian ini terulang beberapa kali. Ketika angkot yg kami tumpangi berhenti, si ibu bertanya: “Dik, lewat terminal bis ya?”, supir tentu menjawab “ya”. Yang aneh si ibu tidak segera naik. Ia bilang “tapi saya dan ke 3 anak saya tidak punya ongkos.” Sambil tersenyum, supir itu menjawab “gak papa Bu, naik saja”, ketika si Ibu tampak ragu2, supir mengulangi perkataannya “ayo bu, naik saja, gak papa ..”

Saya terpesona dgn kebaikan Supir angkot yg masih muda itu, di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang, tapi si Supir muda ini merelakan 4 kursi penumpangnya untuk si ibu & anak2nya.

Ketika sampai di terminal bis, 4 penumpang gratisan ini turun. Si Ibu mengucapkan terima kasih kepada Supir. Di belakang ibu itu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dengan uang Rp.20 ribu. Ketika supir hendak memberi kembalian (ongkos angkot hanya Rp.4 ribu) Pria ini bilang bahwa uang itu untuk ongkos dirinya & 4 penmpang gratisan tadi. “Terus jadi orang baik ya, Dik ” kata pria tersebut kepada sopir angkot muda itu ...

Sore itu saya benar2 dibuat kagum dengan kebaikan2 kecil yg saya lihat. Seorang Ibu miskin yg jujur, seorang Supir yg baik hati, & seorang penumpang yg budiman. Mereka saling mendukung untuk kebaikan.

Andai separuh saja bangsa kita seperti ini, maka dunia akan takluk oleh kebaikan kita! Silahkan disebar jika menurut teman-teman hal ini patut di contoh sebagai cara berbuat kebajikan.

Semoga kisah ini bermanfaat bagi kita semua...amiin

Monday, August 18, 2014

Peranan Pemerintah dalam Kebijakan Fiskal




Peranan Pemerintah dalam Kebijakan Fiskal
Menghadapi permasalahan perekonomian di suatu negara, pemerintah perlu menerapkan suatu kebijakan untuk mengendalikan permasalahan tersebut. Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah adalah kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional melalui pengeluaran pemerintah dan pungutan pajak kepada masyarakat.
Kebijakan fiskal berkaitan erat dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah, karena itu kebijakan fiskal dijalankan melalui daftar anggaran negara yaitu APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. Bila APBN meningkat, maka penerimaan dan ppengeluaran pemerintah juga meningkat.
Terdapat beberapa kebijakan dalam merumuskan APBN, yaitu :
1.    Kebijakan anggaran defisit, yaitu: kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara, dengan cara meningkatkan pembelian pemerintah atas barang dan jasa. Peningkatan pembelian atau belanja pemerintah berdampak terhadap peningkatan pendapatan nasional.
Kebijakan anggaran defisit umumnya sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif. Defisit anggaran adalah selisih pengeluaran pemerintah dengan penerimaan pemerintah.
Ketika terjadi defisit anggaran, pemerintah akan mendanainya dengan mencetak uang sehingga terjadi inflasi. Ketika terjadi inflasi yang diakibatkan oleh peredaran uang yang banyak di masyarakat dan kenaikan harga, pemerintah akan meningkatkan pajak masyarakat, sehingga penerimaan pemerintah menjadi meningkat.
Anggaran defisit juga dapat dilakukan dengan melakukan pinjaman ke lluar negeri, sehingga penerimaan pemerintah juga akan bertambah. Hal inilah yang menyebabkan APBN dibuat defisit.
2.    Kebijakan Anggaran surplus, yaitu: kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Cara kerja anggaran surplus adalah kebalikan dari anggaran defisit, uang yang didapat pemerintah dari pendapatan pajak lebih banyak dari yang dibelanjakan, pemerintah memanfaatkan selisihnya untuk melunasi beberapa hutang pemerintah yang masih ada. Surplus anggaran akan menaikkan dana pinjaman, mengurangi suku bunga dan meningkatkan investasi, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
3.    Anggaran berimbang. Prinsip anggaran berimbang dalam APBN terjadi pada orde baru, dimana prinsip ini dijadikan hanya sebagai kamuflase politik agar tidak terjadi kondisi politik yang buruk pada tahun 1960-an. Prinsip anggaran berimbang menganggap hutang sebagai penerimaan negara, padahal semestinya anggaran tersebut adalah defisit. Anggaran berimbang ini tidak lagi dilakukan.
Bentuk-bentuk kebijakan fiskal, adalah :
1.    Kebijakan fiskal stabilisator otomatis
Kebijakan ini dilakukan sebagai alat stabilisasi kegiatan ekonomi. Contoh dari kebijakan ini adalah penerimaan pajak yang berasal dari pajak progresif, yaitu persentase pajak yang semakin meningkat dilihat dari kenaikan tingkat pendapatan yang diterima seseorang. Jika pendapatan seseorang semakin meningkat,  maka jumlah pajak yang dibayarkan juga akan semakin meningkat.
Pajak progresif dapat menjadi alat redistribusi pendapatan, karena pajak yang dibayarkan oleh masyarakat yang berpenghasilan tinggi, akan digunakan untuk distribusi pendapatan ke masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Hal ini juga bisa mengendalikan terjadinya inflasi yang berpengaruh terhadap kestabilan perekonomian.
2.    Kebijakan fiskal diskresioner
Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan tingkat kesempatan kerja yang tinggi, mengendalikan masalah inflasi dan mencapai peningkatan pertumbuhan ekonomi. Untuk mengurangi terjadinya masalah pengangguran, pemerintah melakukan langkah-langkah yang akan menaikkan pengeluaran agregat, hal ini dinamakan juga dengan kebijakan fiskal ekspansif, dimana pengeluaran lebih besar dari pendapatan negara. Sedangkan untuk mengatasi masalah inflasi, pemerintah akan melakukan langkah-langkah yang akan mengurangi pengeluarannya, yang dinamakan dengan kebijakan fiskal kontraktif.
Pengaruh Kebijakan Fiskal bagi Perekonomian :
1.    Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk mencapai tujuan-tujuan seperti  inflasi yang rendah dan tingkat pengangguran yang rendah.
2.    Berdasarkan teori ekonomi Keynesian, kenaikan belanja pemerintah sehingga APBN mengalami defisit dapat digunakan untuk merangsang daya beli masyarakat dan mengurangi pengangguran pada saat terjadi resesi/depresi ekonomi.
3.    Ketika terjadi inflasi, pemerintah harus mengurangi defisit (atau menerapkan anggaran surplus) untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat.
Fungsi utama dari kebijakan fiskal antara lain :
1.    Fungsi alokasi, yaitu untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka.
2.    Fungsi distribusi adalah fungsi yang mempunyai tujuan agar pembagian pendapatan nasional dapat merata untuk semua kalangan.
3.    Fungsi stabilisasi adalah untuk terpeliharanya keseimbangan ekonomi terutama berupa kesempatan kerja yang tinggi,tingkat harga barang pokok relatif stabil, dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai.



Menghadapi permasalahan perekonomian di suatu negara, pemerintah perlu menerapkan suatu kebijakan untuk mengendalikan permasalahan tersebut. Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah adalah kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional melalui pengeluaran pemerintah dan pungutan pajak kepada masyarakat.
Kebijakan fiskal berkaitan erat dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah, karena itu kebijakan fiskal dijalankan melalui daftar anggaran negara yaitu APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. Bila APBN meningkat, maka penerimaan dan ppengeluaran pemerintah juga meningkat.
Terdapat beberapa kebijakan dalam merumuskan APBN, yaitu :
1.    Kebijakan anggaran defisit, yaitu: kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara, dengan cara meningkatkan pembelian pemerintah atas barang dan jasa. Peningkatan pembelian atau belanja pemerintah berdampak terhadap peningkatan pendapatan nasional.
Kebijakan anggaran defisit umumnya sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif. Defisit anggaran adalah selisih pengeluaran pemerintah dengan penerimaan pemerintah.
Ketika terjadi defisit anggaran, pemerintah akan mendanainya dengan mencetak uang sehingga terjadi inflasi. Ketika terjadi inflasi yang diakibatkan oleh peredaran uang yang banyak di masyarakat dan kenaikan harga, pemerintah akan meningkatkan pajak masyarakat, sehingga penerimaan pemerintah menjadi meningkat.
Anggaran defisit juga dapat dilakukan dengan melakukan pinjaman ke lluar negeri, sehingga penerimaan pemerintah juga akan bertambah. Hal inilah yang menyebabkan APBN dibuat defisit.
2.    Kebijakan Anggaran surplus, yaitu: kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Cara kerja anggaran surplus adalah kebalikan dari anggaran defisit, uang yang didapat pemerintah dari pendapatan pajak lebih banyak dari yang dibelanjakan, pemerintah memanfaatkan selisihnya untuk melunasi beberapa hutang pemerintah yang masih ada. Surplus anggaran akan menaikkan dana pinjaman, mengurangi suku bunga dan meningkatkan investasi, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
3.    Anggaran berimbang. Prinsip anggaran berimbang dalam APBN terjadi pada orde baru, dimana prinsip ini dijadikan hanya sebagai kamuflase politik agar tidak terjadi kondisi politik yang buruk pada tahun 1960-an. Prinsip anggaran berimbang menganggap hutang sebagai penerimaan negara, padahal semestinya anggaran tersebut adalah defisit. Anggaran berimbang ini tidak lagi dilakukan.
Bentuk-bentuk kebijakan fiskal, adalah :
1.    Kebijakan fiskal stabilisator otomatis
Kebijakan ini dilakukan sebagai alat stabilisasi kegiatan ekonomi. Contoh dari kebijakan ini adalah penerimaan pajak yang berasal dari pajak progresif, yaitu persentase pajak yang semakin meningkat dilihat dari kenaikan tingkat pendapatan yang diterima seseorang. Jika pendapatan seseorang semakin meningkat,  maka jumlah pajak yang dibayarkan juga akan semakin meningkat.
Pajak progresif dapat menjadi alat redistribusi pendapatan, karena pajak yang dibayarkan oleh masyarakat yang berpenghasilan tinggi, akan digunakan untuk distribusi pendapatan ke masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Hal ini juga bisa mengendalikan terjadinya inflasi yang berpengaruh terhadap kestabilan perekonomian.
2.    Kebijakan fiskal diskresioner
Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan tingkat kesempatan kerja yang tinggi, mengendalikan masalah inflasi dan mencapai peningkatan pertumbuhan ekonomi. Untuk mengurangi terjadinya masalah pengangguran, pemerintah melakukan langkah-langkah yang akan menaikkan pengeluaran agregat, hal ini dinamakan juga dengan kebijakan fiskal ekspansif, dimana pengeluaran lebih besar dari pendapatan negara. Sedangkan untuk mengatasi masalah inflasi, pemerintah akan melakukan langkah-langkah yang akan mengurangi pengeluarannya, yang dinamakan dengan kebijakan fiskal kontraktif.
Pengaruh Kebijakan Fiskal bagi Perekonomian :
1.    Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk mencapai tujuan-tujuan seperti  inflasi yang rendah dan tingkat pengangguran yang rendah.
2.    Berdasarkan teori ekonomi Keynesian, kenaikan belanja pemerintah sehingga APBN mengalami defisit dapat digunakan untuk merangsang daya beli masyarakat dan mengurangi pengangguran pada saat terjadi resesi/depresi ekonomi.
3.    Ketika terjadi inflasi, pemerintah harus mengurangi defisit (atau menerapkan anggaran surplus) untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat.
Fungsi utama dari kebijakan fiskal antara lain :
1.    Fungsi alokasi, yaitu untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka.
2.    Fungsi distribusi adalah fungsi yang mempunyai tujuan agar pembagian pendapatan nasional dapat merata untuk semua kalangan.
3.    Fungsi stabilisasi adalah untuk terpeliharanya keseimbangan ekonomi terutama berupa kesempatan kerja yang tinggi,tingkat harga barang pokok relatif stabil, dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai.

Pengangguran, Inflasi dan Kebijakan Pemerintah


Pengangguran, Inflasi dan Kebijakan Pemerintah
            Setiap negara menghadapi masalah yang berbeda-beda, baik itu masalah internal maupun eksternal, namun masalah utama yang dihadapi oleh setiap negara adalah masalah pengangguran dan inflasi. Masalah pengangguran ini timbul karena perekonomian tidak selalu mencapai kesempatan kerja penuh, sehingga kelompok angkatan kerja terbagi menjadi kelompok bekerja dan tidak bekerja. Untuk menghadapi masalah yang dihadapi dalam perekonomian di suatu negara, perlu peran pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut, karena mekanisme pasar dianggap tidak mampu untuk mengatasi masalah pengangguran yang dihadapi dalam suatu negara. Peran pemerintah diwujudkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan pemerintah, kebijakan fiskal, moneter dan penawaran.
A.    Masalah Pengangguran
            Pengangguran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Pengangguran berdasarkan penyebabnya, dibedakan menjadi :
a.       Pengangguran friksional atau normal
Pengangguran ini disebabkan karena para peganggur ingin mendapatkan kerja yang lebih baik, diasumsikan bahwa pada saat ini dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja.
b.      Pengangguran siklikal
Pengangguran ini disebabkan karena keadaan perekonomian yang tidak menentu, dan terjadinya naik turun permintaan agrerat, sehingga banyak perusahaan mengurangi tenaga kerja, sehingga pengangguran menjadi bertambah.
c.       Pengangguran struktural
Pengangguran ini disebabkan karena perubahan struktur ekonomi.
d.      Pengangguran teknologi
Pengangguran iini disebabkan karena peggunaan mesin dan teknologi  di suatu perusahaan, sehingga penggunaan tenaga manusia menjadi berkurang.
2.      Pengangguran berdasarkan ciri-cirinya, dibedakan menjadi :
a.       Pengangguran terbuka
Pengangguran yang disebabkan karena kesenjangan pertambahan lowongan pekerjaan terhadap pertambahan tenaga kerja, sehingga tidak semua tenaga kerja mendapatkan pekerjaan.
b.      Pengangguran musiman
Pengangguran yang disebabkan karena perubahan musim yang terjadi, sehingga para pekerja yang bekerja pada musim sebelumnya tidak dapat melakukan pekerjaan mereka sehingga terpaksa menganggur. Pengangguran ini biasa terjadi pada sektor pertanian dan perikanan.
c.       Pengangguran tersembunyi
Pengangguran ini biasanya terjadi di sektor jasa dan pertanian.
d.      Pengangguran setengah menganggur
Pengangguran yang disebabkan karena masa kerja para pekerja yang sangat sedikit.
B.     Masalah Inflasi
Inflasi merupakan masalah yang dihadapi dalam suatu perekonomian yang disebabkan karena naiknya harga-harga karena uang beredar. Inflasi dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
1.      Inflasi karena tarikan permintaan (demand  push inflation)
Inflasi ini biasaya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Pada saat ini, kesempatan kerja sangat tinggi sehingga pendapatan masyarat juga semakin tinggi sehingga pengeluaran menjadi semakin bertambah melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Tingginya permintaan mengakibatkan perusahaan-perusahaan menambah jumlah produksinya, sehingga harga-harga meningkat dari sebelumnya.
2.      Inflasi desakan biaya (cost push inflation)
Inflasi ini terjadi pada saat pengangguran sangat rendah dan perekonomian yang berkembang dengan pesat. Pada saat ini, perusahaan-perusahaan menghadapi permintaan yang tinggi, sehingga perusahaan menaikkan produksi dengan menambah upah tenaga kerja dan menambah tenaga kerja baru, hal ini akan mengakibatkan perusahaan menambah biaya, sehingga harga-harga menjadi meningkat.
3.      Inflasi diimpor
Inflasi ini terjadi jika kenaikan harga-harga barang impor berpengaruh penting dalam kegiatan perusahaan-perusahaan.

C.    Kebijakan Pemerintah
1.      Kebijakan untuk mengatasi masalah pengangguran
a.       Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal untuk mengatasi masalah pengangguran dengan mengurangi pajak dan menambah pengeluaran pemerintah. Pada saat tarif pajak dikurangi, masyarakat akan cenderung memegang uang yang bisa digunakan untuk modal dalam berusaha.
b.      Kebijakan moneter
Kebijakan moneter untuk mengatasi masalah pengangguran dengan cara menambah penawaran uang, mengurangi/menurunkan suku bunga dan menyediakan kredit khusus untuk sektor/ kegiatan tertentu.
c.       Kebijakan segi penawaran
Kebijakan segi penawaran dengan cara mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi administrasi pemerintahan, memberi subsidi dan menggunakan pajak perusahaaan dan individu.
2.      Kebijakan untuk mengatasi masalah inflasi
a.       Kebijakan moneter
Kebijakan moneter untuk mengatasi masalah inflasi adalah :
1.      Politik pasar terbuka
Politik pasar terbuka adalah suatu kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral untuk menjual surat-surat berharga seperti obligasi pemerintah kepada masyarakat (SBI). dengan demikian maka jumlah uang beredar di tangan masyarakat berkurang dan sebagai gantinya bertambah obligasi pemerintah.
2.      Menaikan tingkat bunga diskonto
Dengan menaikan tingkat bunga diskonto oleh bank sentral maka hal ini akan menyebabkan keinginan badan-badan kredit seperti bank umum untuk mengadakan pinjaman guna memenuhi permintaan masyarakat berkurang, sehingga hal ini juga mengurangi besarnya pinjaman kredit dari bank umum berkurang yang kemudian secara tidak langsung akan mengurangi laju inflasi. 
b.      Kebijakan fiskal
1.      Mengurangi pengeluaran pemerintah
Dengan melakukan kebijakan fiskal melalui upaya pengeluaran pemerintah maka hal ini juga dapat mengurangi laju inflasi, karena semakin sedikit biaya yang dikeluarkan pemerintah akan menyebabkan jumlah uang beredar yang ada di masyarakat akan semakin berkurang sehingga paling tidak laju inflasi dapat ditekan.
2.      Menaikan pajak
Seperti kita ketahui bahwa jumlah uang beredar yang terlalu besar akan menyebabkan terjadi nya inflasi, maka dengan menaikan pajak diharapkan penghasilan seseorang akan berkurang, sehingga jumlah uang beredar pun ikut berkurang yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan laju inflasi.
3.      Mengadakan pinjaman pemerintah
Upaya mengadakan pinjaman tersebut sebagian dari gaji pegawai dan buruh dipotong untuk disimpan menjadi pinjaman pemerintah selama jangka waktu tertentu, sehingga jumlah uang beredar yang ada di masyarakat pun juga ikut berkurang yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat inflasi.

Source : Pengantar Makro Ekonomi- Sadono Sakirno


 

Candy_candy Published @ 2014 by Ipietoon