Siang itu,
pada lembutnya hamparan bumi,
pada tabahnya hijau dedaunan,
pada ramahnya luas samudra,
satu demi satu langit runtuhkan egonya
dalam untaian puisi dan derasnya hujan
yang entah sejak kapan mulai berteman
hening bertahtakan syahdu dalam kerinduan
Siang itu,
netraku tak beranjak menatap rintik yang turun,
sementara di sampingku,
diam-diam hadirmu menetap pada ingatan
membekas dalam lamunan
Siang itu,
izinkan aku sejenak melepas sesak
yang tetap utuh meski masih terasa rapuh
kali ini, biarkan aku menikmati rasaku
kali ini saja, jangan halangi aku
0 comments:
Post a Comment